APA KESALAHAN KITA DALAM MENANGANI STRES?

Serial Kecerdasan Hati

APA KESALAHAN KITA DALAM MENANGANI STRES?

| Ubaydillah Anwar | Heart Intelligence & Soft Skills Specialist |

Stres adalah konsekuensi dari gerakan. Ibarat jiwa kita ini mesin, supaya gerakan itu muncul maka harus ada adu dorongan positif dan negatif untuk menghasilkan tegangan dan panas yang mengerakkan.

Pada hakikatnya, mesin pun mengalami stres ketika bergerak. Maka, persis seperti pesan petuah bijak, kalau Anda tidak pernah mengalami stres, berarti Anda belum pernah melakukan hal-hal yang sangat penting bagi hidup Anda.

Artinya, stres bukan pilihan bagi orang yang bergerak. Pilihan yang tersedia hanya pada respon konstruktif (ikhtiyar: memilih yang baik) atau respon destruktif (merusak). Al-Quran menegaskan, “(Allah) yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya,” (QS. al-Muluk: 2).

Bagaimana respon konstruktif dapat kita ciptakan untuk menjadi manusia yang lebih baik amalnya (responnya)? Kita bisa mempraktikkan Formula 4M berikut:

M1: Menghindari (Avoid). “Orang pintar tahu apa yang diinginkan, tapi orang bijak paham apa yang harus dihindari,” demikian pesan Jack Ma dalam videonya. Terkadang harus bijak untuk merespon stres secara konstruktif.

M2: Menerima (Accept). Terimalah dengan baik apa yang tidak bisa engkau tolak, maka hidupmu akan bahagia. Jika engkau hidup di sini, tapi hatimu di sana, maka engkau stres. Demikian pesan bijak bertutur. Terkadang kita perlu menerima sebagai respon konstruktif terhadap stres.

M3: Mengalahkan (Alter). Banyak stresor (masalah) yang harus dikalahkan atau diselesaikan, sebab akan menimbulkan rentetan stres jika dibiarkan. Di kondisi dan posisi tertentu, menutup sumber bahaya itu harus diprioritaskan ketimbang membuka peluang untuk mendapatkan manfaat.

M4: Mengolah (Adopt). Sebagian besar inovasi dan kesuksesan manusia bersumber dari kemampuan mengolah tegangan dan panas dari stres sehingga mereka terus bergerak dengan mengeksekusi,  mengevaluasi, dan mengantisipasi.

Dalam praktiknya, persoalan hidup yang membikin kita stres tidak bisa dikelompokkan secara terpisah menurut formula di atas, karena satu sama lain saling terkait. Bisa jadi, dalam satu stresor terdapat bagian yang harus diterima, dihindari, dikalahkan dan diolah. Di sinilah dibutuhkan hati yang cerdas agar head (pikiran), hand (skill), dan heel (gerakan) kita terkelola dengan baik.