Akademi Soft Skills Indonesia

Artikel

Artikel

KESALAHAN MANAJEMEN HATI

KESALAHAN MANAJEMEN HATI

Optimal dalam menjalankan usaha itu wajib hukumnya, tetapi menggantungkan hasil pada usaha yang kita lakukan adalah kesalahan dalam mengelola hati.

Soal hasil, hati harus bergantung  pada kekuasaan ilahi.  “Al-Akhdzu bil asbabi wajibun, wal I’timadu alal asbabi makshiyatun,”  demikian ajaran tauhid berpesan. Kita yang mengusahakan dan Dialah yang menentukan!

(Serial Kecerdasan Hati, Ubaydillah Anwar, Heart Intelligece & Soft Skills Specialist)

#ubaydillahAnwar

#www.kecerdasanhati.com

#www.kecerdasanhati.id

#majalahalbab

Artikel

PANDUAN BERMITRA DARI IMAM GHAZALI

PANDUAN BERMITRA DARI IMAM GHAZALI

Jangan bersahabat dengan orang yang akal sehatnya hilang (al-ahmaq). Dia akan mencelakakanmu dan paling tidak hanya akan memanfaatkanmu untuk kepentingannya.

Jangan bersahabat dengan orang yang akhlaknya buruk. Dia akan kehilangan kontrol dirinya pada saat marah atau pada saat bersyahwat terhadap sesuatu. Ini akan membuat posisimu terancam setiap saat.

Jangan bersahabat dengan orang yang cintanya pada dunia sampai ke tingkat rakus. Bersahabat dengan merekan akan mengantarkanmu menjadi rakus juga.

Jangan bersahabat dengan para pembohong. Engkau akan masuk ke dalam rentetan tipuan demi tipuan.

(Disari dari Mawaidul Imam al-Ghazali)

Artikel

TERNYATA CARA BERSEDEKAH ITU SEBANYAK JALAN MENUJU ROMA

TERNYATA CARA BERSEDEKAH ITU

SEBANYAK JALAN MENUJU ROMA

Beginilah kisahnya  . . .

Sekelompok sahabat datang menemui Rasulullah SAW. Mereka menyampaikan curahan hatinya kepada Nabi: ya Rasululallah, betapa enaknya menjadi orang yang kaya raya itu karena bisa mendapatkan begitu banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka bisa bersedekah dengan limpahan harta yang mereka miliki, sedang kami yang miskin tak bisa melakukan itu.

Rasulullah kemudian menanggapi: bukankah Allah telah menjadikan kepadamu hal-hal yang bisa engkau sedekahkan? Sesungguhnya setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, memerintahkan yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah kemunkaran adalah sedekah, dan dalam kemaluan kalian ada sedekah.

Para sahabat bertanya: wahai Rasul, apakah bila salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya (dengan cara dan ke tempat yang benar) mendapatkan pahala?

Rasul menjawab: apa pendapat kalian bila ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram bukankah ia mendapat dosa? Maka demikian pula bila ia menyalurkannya pada yang halal ia mendapat pahala.

Ditulis oleh  Ibn Rajab dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam berdasarkan hadits yg diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim.

#ubaydillahanwar

#www.kecerdasanhati.com

#www.kecerdasanhati.id

#majalah albab

 

Artikel

Ponpes Attaqwa Putra Gelar Workshop Kecerdasan Hati untuk Para Dewan Guru Pesantren

Ponpes Attaqwa Putra Gelar Workshop Kecerdasan Hati untuk Para Dewan Guru Pesantren 

Pondok Pesantren Attaqwa Putra menggelar workshop khusus untuk Dewan Guru Pesantren bertajuk Mengabdi dengan Kecerdasan Hati, di Auditorium Utama KH. Noer Ali, Yayasan Attaqwa Ujungharapan Bekasi, Senin (7/8/2023) lalu.

Workshop yang merupakan kegiatan berkala dalam rangka meningkatkan SDM para guru tersebut dipandu Kepala Litbang Ponpes Attaqwa Putra, Ust. H. Al-Fathan, B.Sc., MITC., dan menghadirkan pemateri Dr. (HC) Ubaydillah Anwar, CSC., CPT., seorang writer, trainer dan speaker pengembangan soft skills dan spiritualitas Islam berbasis kecerdasan hati (heart intelligence).

Narasumber yang sejak 2004 telah menjadi associate trainer, counselor dan juga speaker di perusahaan, lembaga internasional dan BUMN ini menyatakan bahwa Al-Quran dan para ulama Islam telah berbicara jauh lebih maju tentang kecerdasan hati dibanding dunia Barat.

“Kajian Barat baru sampai pada abad belakangan tentang pembahasan al-qalbu, yang dalam bahasa Arab bisa bermakna hati ataupun jantung, dan kaitannya dengan kesehatan manusia,” ungkap Ubaydillah Anwar.

“Sementara Al-Ghazali, Ibn Athoillah As-Sakandary dan para ulama tasawuf lainnya sudah beberapa abad sebelumnya berbicara dan jauh lebih dalam membahas tentang hati dan kaitannya dengan semua aktifitas tubuh manusia, kesehatan fisik dan juga jiwa manusia,” sambungnya.

Penulis puluhan artikel tentang kecerdasan hati ini juga mengatakan bahwa Al-Quran menggunakan idiom yang sangat variatif tatkala berbicara tentang hati.

“Ada Qalbun, Fuad, Lubb dan istilah-istilah lainnya dalam Al-Quran yang semuanya memiliki makna yang berbeda dan spesifik namun sangat berkaitan dengan hati,” jelasnya.

Lebih lanjut dipaparkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kecerdasan hati, ada beberapa hal yang harus dilakukan : Pertama, Apresiasi hati dengan menemukan hal-hal penting dan non material yang patut disyukuri.

Untuk menemukannya, narasumber yang juga santri Langitan ini memberikan 4 kata kunci, yaitu menemukan purpose (tujuan), meaning (alasan spiritual), passion (kelebihan yang terus memanggil kita untuk melakukan pekerjaan dengan baik) dan problem (tantangan yang harus kita taklukkan).

“Dengan menemukannya seluruh tubuh anda akan bergerak karena keterpanggilan dan pengabdian untuk selalu berbuat yang terbaik. Sebagaimana Almaghfurlah KH. Noer Ali mampu memberikan segalanya yang dimiliki untuk Attaqwa dan Indonesia, bahkan secara totalitas di atas kepentingan dirinya dan keluarganya,” ujar Ubaydillah Anwar memberikan contoh konkrit kepada guru-guru Attaqwa Putra.

Kedua, adalah melakukan gerakan hati dengan selalu berupaya berprestasi dan berkonstribusi secara terukur dan terstandar, melakukan reskilling dan upskilling dalam ”ilmu hal,” hingga kita akan mencapai kualitas “sustainable career” hidup tanpa pensiun, mengabdi sepanjang hayat.

Ketiga, kerendahan hati, yang dengannya kita mampu menghormati orang lain sambil melawan kesombongan diri, juga siap membuka diri untuk berubah dan merespon perubahan dengan cara yang positif.

Ubaydillah Anwar menjelaskan efek kerendahan hati adalah kesehatan mental dan keadaan jiwa yang selalu positif.

Jika energi positif selalu ada dalam diri, pikiran dan perbuatan maka dia akan menular pada orang lain dan menjadi bola salju yang terus akan menciptakan hal-hal positif lainnya yang luar biasa.

“Bahasa Al-Qurannya adalah Nur ‘ala Nur, cahaya di atas cahaya,” papar alumni gontor 1993 ini.

Sementara dalam kalimat pembuka  workshop, Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putra, KH. Husnul Amal Mas’ud, Lc., D.E.S.A., menjelaskan visi dan program-program pesantren ke depan yang membutuhkan kerja dan kontribusi positif semua sektor dan stake holder pesantren termasuk para guru.

“Semua khidmah kita untuk pondok Attaqwa ini, agar menjadi ibadah berawal dari hati dan niat pengabdian yang ikhlas,” tegas Kyai alumni Mesir dan Maroko ini.

Kecerdasan hati dan dampaknya yang luar biasa ini telah disinyalir Nabi saw. Dalam hadits Muttafaq ‘Alaih :

“Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya, ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Artikel

MARAH YANG SEHAT

Marah yang terkontrol adalah marah yang menjadi strategi, bukan marah sebagai reaksi. Kita tahu kapan mulai marah, cara marah, alasan marah, ukuran marah, dan tahu kapan harus menghentikan kemarahan. Marah yang tak kontrol akan mudah berubah menjadi  kebencian, hilangnya kasih sayang, dan kebrutalan. Kecepatan merebut daulat diri menjadi kunci dan itu tergantung kecepatan hati untuk menyadari.

(Serial Kecerdasan Hati, Ubaydillah Anwar, www.kecerdasanhati.com)

 

 

Artikel

MENGGALI MANFAAT DARI NETWORK KITA

Serial Kecerdasan Hati

MENGGALI MANFAAT DARI NETWORK KITA

Ubaydillah Anwar, CSC., CPT. | Heart Intelligence & Soft Skills Specialist

Hampir bisa dipastikan bahwa keberhasilan membangun network menjadi ciri utama orang-orang yang berprestasi di bidangnya. Network bukan sekedar kenalan. Network juga bukan sebatas mereka kenal kita. Network berarti mereka mengenal kita mengenai keahlian yang kita miliki atau peranan yang kita perjuangkan lalu terjadi koneksi seperti juga “net” (jejaring).

Riset mengenai network yang pernah dilakukan oleh Professor Rob Cross dari University of Virginia (www.inc.com) mengungkap dua hal yang unik. Pertama, orang-orang yang berprestasi di bidangnya itu memiliki network dalam jumlah yang sedikit (baca: selected). Kedua, mereka menjalin network dengan orang-orang di luar bidangnya. Misalnya, dengan pejabat, tokoh masyarakat, ahli tertentu, dan seterusnya.

Terlepas dari dua hal di atas, sebetulnya network yang sudah kita miliki sebaiknya tidak kita pahami sebatas untuk memenuhi kepentingan sesaat. Misalnya, pinjam modal atau minta koneksi bisnis. Ada manfaat lain yang bisa digali dari orang-orang yang menjadi network kita.

Pertama, untuk memenuhi re-upskilling (menaikkan dan menambah skill). Saya masih ingat ketika network saya mengajarkan cara mendowload artikel dan buku-buku berbahasa Inggris dan Arab di tahun 2002. Skill saya bertambah dan itu diberikan secara gratis dan dengan senang hati oleh network saya. “Saya menjadi pengusaha karena ketularan,” kata Pak Dahlan Iskan. Kita bisa belajar keahlian penting dari network kita.

Kedua, menjadikan network sebagai modal untuk berkontribusi, baik modal material maupun non-material. Misalnya, Anda bersama network aktif di kegiatan pendidikan luar sekolah, lingkungan hidup, antinarkoba, politik, majlis taklim, dan seterusnya. Idenya bisa dari Anda atau dari network Anda.

Malah al-Quran secara tegas menyatakan dalam Surah An-Nisa: 114 yang artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”

Ketiga, jadikan network Anda sebagai sarana untuk memperbaiki kemampuan dalam berkomunikasi. Komunikasi itu bukan sekedar berbicara lalu dipahami. Ada banyak aspek dalam komunikasi dan itu sangat dibutuhkan oleh kemajuan seseorang. Misanya, menangani konflik, melakukan persuasi, negosiasi, influensi, dialog, joke, mempertahankan persahabatan, dan seterusnya. Ini semua butuh praktik. Termasuk pengalaman yang saya alami adalah bagaimana kita bisa nyaman bergaul dengan para senior. Saya belajar dari network saya.

Keempat, jadikan network untuk meningkatkan “value” Anda di mata mereka. Dengan modal kebaikan dan keahlian di bidang konsep dan desain, sahabat saya memberi layanan gratis ke beberapa seniornya. Mulai dari membantu orang membuat company profile, presentasi, banner, dan seterusnya. Setelah konsisten 2 tahun, sunnatullah merespon dengan menggerakkan orang lain untuk memberi kebaikan kepadanya di luar yang ia bayangkan.

Kelima, jadikan network untuk menambah pemahaman diri, penajaman visi dan tujuan hidup atau evaluasi diri. Seringkali Allah SWT memberikan petunjuk melalui cara hidup orang lain, termasuk dari network kita. Saya belajar keberanian, keyakinan, dan kelapangan dada dari tiga orang senior yang menjadi network saya.

Seringkali kita berpikir untuk mendapatkan netwok dari ciri-ciri orang yang ideal menurut kita, yang kita sendiri tidak memilikinya. Padahal, dalam praktiknya, kita hanya akan lama menjalin network dengan orang yang satu frekuensi dengan kita atau satu chemistry hati dengan kita.

Semoga bermanfaat.

 

Artikel

HAMA KOLABORASI YANG PERLU DITANGANI

Serial Kecerdasan Hati

HAMA KOLABORASI YANG PERLU DITANGANI

Ubaydillah Anwar | Heart Intelligence & Soft Skills Specialist

Kolaborasi bukan semata saling menolong. Apalagi hanya sama-sama kerja. Kolaborasi menuntut bekerja sama untuk mensukseskan tujuan bersama. Kolaborasi menjadi satu dari empat isu pendidikan yang paling mendasar.

Pendidikan diharapkan mampu membekali generasi dengan 4C Skills, yaitu creative and critical thinking dan communication and collaboration skills.

Riset yang dilakukan para ahli dari Stanford University Amerika (2014) menemukan banyak hal positif ketika di tempat kerja dibangun cara-cara kerja yang kolaboratif. Dengan berkolaborasi, keuletan seseorang naik sampai 48-64% dalam menghadapi tantangan. Mereka juga merasa lebih asyik, dan ujungnya kinerjanya juga meningkat.

Bahkan kata Gregory Walton, asisten profesor psikologi di kampus tersebut, hanya dengan merasa bahwa seseorang di kantor menjadi bagian penting dari sebuah tim, hal itu sudah menambah motivasinya dan dapat menghilangkan tekanan oleh keharusan atau kompetisi.

Dengan seabrek nilai plus itu, bukan berarti kolaborasi tanpa gangguan. Karena itu, meski banyak orang yang mendambakan terjadinya kolaborasi di tempat kerja, tetapi praktiknya hanya sedikit yang bisa mewujudkan.

Hal itu bisa jadi karena tidak dapat mengatasi gangguan (hama). Di antara hama yang sangat perlu untuk diatasi adalah:

Pertama, beban dan bobot pekerjaan yang tidak adil. Artinya, dalam kolaborasi juga dibutuhkan manajemen dan pemimpin yang menegakkan keadilan dalam hal pekerjaan, reward, atau perlakuan. Ketidakadilan mengundang hama.

Kedua, kurang totalitas. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa energi hatinya dapat ditangkap oleh radar hati orang lain, apalagi mitranya. Orang yang kurang total tidak bisa berkolaborasi dengan orang yang total. Ibarat perang, tinggal energi mana yang menang. Jika di suatu tempat ada banyak orang yang total, maka orang yang setengah-setengah akan terpinggirkan. Sebaliknya juga begitu.

Ketiga, kontribusi. Elemen penting dalam kolaborasi adalah kontribusi. Kontribusi yang tidak konsisten atau yang tidak sebanding atau yang dinilai tidak penting oleh yang lain juga bisa menjadi gangguan.

Keempat, regulasi. Seindah apapun manusia berinteraksi dan berkolaborasi, pasti ada perbedaan dan konflik. Ketika dua hal ini muncul, apa regulasi dan budaya yang harus ditaati? Menyerang atau saling berbicara di belakang akan menjadi hama kolaborasi. Di sinilah peranan pemimpin dan manajemen.

Kelima, minus perawatan. Lingkungan dan sistem kerja yang kolaboratif bukan sebuah kebetulan, tetapi hasil usaha dan perlu perawatan. Misalnya, meeting, sharing, training, dan seterusnya. Ibarat tanaman, minus perawatan akan menyuburkan hama.

Di atas dari semua itu, sifat hati menjadi nomor satu. Hati yang dikuasai hawa nafsu dan sifat-sfat setan, sekali pun bisa berkolaborasi, tapi itu bukan kolaborasi yang sehati. Al-Quran menyampaikan istilah “tahsabuhum jamian waqulubuhum satta”, kelihatannya bersatu padahal hatinya berseteru.

Semoga bermanfaat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel

Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia Kolaborasikan Pesantren dan Kekuatan Politik

Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia Kolaborasikan Pesantren dan Kekuatan Politik

Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Dr. H.C. Ubaydillah Anwar menyatakan bahwa saatnya pesantren perlu berkolaborasi dengan kekuatan politik untuk masa depan alumni dan pesantren. Hal itu dinyatakan di sela-sela pelaksanaan The Winning Workshop untuk para caleg PKB dari DKI dan Banten di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon dari 13-15 Juli 2023.

Workshop yang dihadiri 550 peserta itu diisi oleh pemateri tingkat nasional. Yaitu KH. Imam Jazuli, Lc., MA, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Dr. H. Jazilul Fawaid, Waketum DPP PKB, Dr. Hj. Ida Fauziayh, Menaker RI sekaligus WK Pemenangan Pemilu, Eep Saifullah Fatah, Ph.D dari PolMark, Silih Agung Wasesa, M.Si. dari AsiaPR, dan Djayadi Hanan, Ph.D dari LSI.

Terkait pernyataannya, Ubaydillah menjelaskan bahwa arah dan isi pembangunan RI lebih banyak ditentukan oleh kekuatan politik. Sementara jumlah kaum santri yang berada di wilayah ini masih terbatas. Ini sangat berdampak pada kiprah santri dan nasib pesantren.

“Banyak santri yang telah dididik 24 jam di pesantren namun tidak bisa berperan di titik-titik sentral pembangunan karena langkahnya terhalang oleh ‘barrier’ politik. Solusinya, harus banyak santri yang menjadi politikus-negawaran supaya bisa memikirkan nasib santri,” paparnya.

Soal nasib pesantren, Ubaydillah memberikan bukti bahwa sejak Indonesia merdeka, ijasah pesantren tidak diakui oleh pemerintah, padahal kontribusi pesantren terhadap kemerdekaan sangat besar. Barulah ketika Gus Dur menjadi presiden, pengakuan itu ada. “Ini soal komunikasi dan bargain politik,” tegasnya berapi-api.

Bentuk kolaborasi yang ideal antara kekuatan politik dan pesantren menurut Ubaydillah dapat mencontoh langkah Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, K.H. Imam Jazuli, Lc., MA., dengan mendirikan Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia.

Sekolah ini murni untuk pembekalan ideologi, skill, strategi, taktik, manajemen logistik, dan networking yang dikhususkan untuk santri yang telah memiliki modal sosial dan kapital di masyarakat. Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia berdiri sejak 2018 dan telah mengeluarkan alumni sebanyak 850 orang.

Seiring waktu, pada tahun 2021, kiprah sekolah ini menemui kecocokan dengan perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam hal menjaga mazhab Aswaja, NU, kepesantrenan, dan kebangsaan. Sejak saat itu perhatian besar diberikan kepada PKB dan kadernya. “Perjuangan politik saya total untuk PKB,” tegas Kiai Imam Jazuli dalam pidato penutupan.

Totalitas kiai dengan julukan ‘without the box thinker’ itu telah ditunjukkan sejak lama. Mulai dari penyebaran tulisan ideologis di berbagai media, buku, video, kaos, fasilitasi dan bantuan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk kemajuan PKB.

Selain pembekalan caleg, Kiai Imjaz juga menjadi penggagas gerakan Ngaku NU Wajib Ber-PKB. “Ibarat emas, orang yang mengaku NU dalam tata cara ibadahnya namun tidak ber-PKB dalam berpolitik, itu masih belum 24 karat kadar emasnya,” jelas Pak Kiai disambut tepuh tangan hadirin.

Dalam sambutannya, K.H. Imam Jazuli juga mengarahkan agar Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia dan LPP DPP PKB segera menyusun perencanaan yang matang untuk kegiatan pembekalan para caleg di daerah prioitas di seluruh Indonesia.

Sementara kepada para pengasuh pesantren yang menjadi tamu undangan, Kiai Imjaz mengajak agar pesantren tidak lagi hanya fokus di proses pendidikan di dalam. Sudah saatnya membangun kolaborasi dengan kekuatan politik untuk memfasilitasi kiprah alumninya di sentral pembangunan. Tentunya, tegas Kiai Imjaz, harus dengan cara-cara yang tidak merusak agenda dan esensi  pendidikan.

Artikel

Ketuk Pintu Langit, Caleg PKB Peserta Sekolah Politik BIMA Dibekali Tirakat Dalail Khairat

Ketuk Pintu Langit, Caleg PKB Peserta Sekolah Politik BIMA Dibekali Tirakat Dalail Khairat

CIREBON— Ratusan calon legislatif (Caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil Jakarta dan Banten diijazahi tirakat Dalail Khairat di acara The Winning Workshop Sekolah Pendidikan Politik Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat, Jumat (14/7/2023).

Ijazah tirakat Dalail Khairat diberikan Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli. “Ijazah tirakat Dalail diberikan kepada siapapun yang menginginkan. Hanya bagi yang mau saja,” kata Kiai Imam Jazuli.

Pemberian ijazah tirakat Dalail Khairat merupakan rangkaian dari kegiatan The Winning Workshop untuk para Caleg PKB Dapil Jakarta-Banten yang berlangsung selama tiga hari di Pesantren BIMA, Cirebon.

Sebelum memberikan ijazah kepada para Caleg, Kiai Imam Jazuli, meminta kepada para penerima ijazah agar tidak salah niat dalam mengamalkan tirakat Dalail Khairat.

“Harus diniatkan taqurruban ilallah atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena kalau kita sudah dekat dengan Allah, apapun yang kita minta insya Allah dikabulkan. Jangan pikir fadhilahnya dulu,” kata Kiai Imam Jazuli.

Dalam pemberian ijazah tirakat Dalail Khairat, para peserta dijelaskan dulu tentang amalan Dalail Khairat yang tak lain adalah amalan bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang ada dalam kitab Dalail Khairat karangan Abu Abdullah Muhammad bin Sulaiman bin Abu Bakar al-Jazuli.

“Memang manusia itu selalu mendekat kepada Allah SWT ketika menghadapi kesulitan. Pengalaman yang saya rasakan saya selalu diberi kemudahan dalam banyak hal. Allah selalu memberikan jalan kemudahan,” kata Kiai Imam Jazuli.

Dalam pengamalan tirakat Dalail Khairat, para penerima ijazah akan membaca shalawat berbeda setiap hari sesuai dengan yang ada dalam kitab Dalail Khairat. Selain itu, para pengamal tirakat disarankan untuk berpuasa setiap hari kecuali di Hari Tasyriq dalam kurun waktu 1 sampai 3 tahun.

Namun puasa setiap hari ini tidak diwajibkan, hanya bagi yang mampu saja “Tidak harus berpuasa bagi yang tidak mau,” kata Kiai Imam Jazuli yang juga alumnus Pesantren Lirboyo dan Universitas Al-Azhar Kairo.

Pemberian tirakat Dalail Khairat kepada para Caleg PKB sengaja dilakukan mengingat kerasnya persaingan dalam Pemilu 2024 nanti. Para peserta Workshop yang selama dua hari dibekali dengan hal-hal teknis elektoral untuk memenangkan pencalegan diharapkan siap lahir bathin sepulang dari workshop.

“Ini jalan terakhir ketika semua sudah mentok. Kalau Allah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin,” kata Kiai Imam Jazuli.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, dalam kapasitasnya sebagai penanggung jawab pemenangan PKB wilayah Jakarta-Banten juga tampak ikut dalam pemberian ijazah Dalail Khairat.

“Melihat semangat para Caleg ini sangat luar biasa, saya percaya PKB akan dapat suara di Jakarta dan Banten. Mereka (Caleg) ini digembleng lahir dan bathin, disini juga dibekali batinnya untuk mengetuk pintu langit,” kata Ida Fauziyah.

Ida Fauziyah yang masuk dalam daftar Caleg DPR RI PKB Dapil DKI Jakarta Dua ini sangat mengapresiasi gerakan Kiai Imam Jazuli lewat Sekolah Pendidikan Politik Pesantren Bina Insan Mulia.

“Saya sangat apresiasi kepada Kiai Imam Jazuli melalui pengajaran dan pendidikan, beliau juga peduli pada penyiapan kader bangsa melalui proses yang lebih  riil dan nyata,” katanya.

Menurut mantan Ketua Umum PP Fatayat NU ini, Kiai Imam Jazuli sangat luar biasa, beliau tidak hanya berjuang untuk kepentingan para santrinya tapi juga untuk para Caleg PKB yang diharapkan mampu menterjemahkan aspirasi rakyat.

“Sekarang ini kan di antara partai yang punya komitmen kepada pesantren lewat undang-undang pesantren bisa dilihat rekam jejaknya hanya PKB. Tentu tidak hanya undang-undang pesantren, banyak kebijakan lain keberpihakan kepada pesantren,” ujar Ida Fauziyah.

Usai pemberian ijazah Dalail Khairat, Caleg PKB peserta Workshop Sekolah Penddikan Politik Binas Insan Mulia berziarah ke makam Sunan Gunung Jati. Di depan makam Sunan Jati mereka menggelar tahlil dan Nariyahan. Para peserta terlihat khusyu’ merapal doa hingga larut malam.

Artikel

Lewat Sekolah Politik, PKB Gembleng Mental Caleg Demi Dongkrak Target Kursi DPR RI

Lewat Sekolah Politik, PKB Gembleng Mental Caleg Demi Dongkrak Target Kursi DPR RI

Sebanyak 550 Calon Legislatif (Caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil DKI Jakarta dan Banten berkumpul di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/7/2023).

Pertemuan ini digagas Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia dengan Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB mulai kemarin hingga 15 Juli 2023.

“Acara ini dimaksudkan sebagai bengkel penyegaran agar para Caleg punya visi yang sama, agar mereka punya mental sebagai pemenang,” kata Ketua LPP DPP PKB, Jazilul Fawaid dalam acara yang bertemakan The Winning Workshop, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (14/7/2023).

Jazilul menjelaskan, The Winning Workshop difokuskan untuk Caleg PKB Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan pertimbangan perolehan suara PKB di dua Dapil ini dalam Pemilu sebelumnya kurang memuaskan.

Dia berharap, dengan workshop ini maka empat hal penting pemenangan Pemilu yaitu ideologi, strategi, taktik dan logistik bisa lebih dipahami lagi.

“Pembekalan ini agar para Caleg PKB bekerja secara fokus tepat sasaran karena mereka logistiknya terbatas jadi harus tepat sasaran,” tambah Jazilul.

Target 6 Kursi DPR dari Dapil DKI Jakarta

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menambahkan, PKB mentargetkan raihan enam kursi DPR RI di Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan rincian masing-masing Dapil satu kursi. Sebagaimana diketahui pada Pemilu 2019 hanya meraih 1 kursi dari enam Dapil DKI Jakarta dan Banten.

“Hari ini kita punya potensi berdasarkan berbagai hasil survey. Tapi kinerja Caleg harus didampingi dan diarahkan agar ada harmoni kerja di semua jajaran Caleg. Kolaborasi ini yang akan menghasilkan suara yang lebih maksimal,” yakin Jazilul.

Jazilul menegaskan, PKB sudah sangat serius untuk meraih kursi DPR RI di dua dapil tersebut. Buktinya, komposisi Caleg DKI Jakarta ditaruh figur-figur publik seperti Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, Ketua DPW PKB Banten, Ahmad Fauzi, beserta beberapa tokoh-tokoh incumbent lain.

Cak Imin Jadi Narasumber dalam Workshop

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH. Imam Jazuli mengatakan, workshop akan dipandu oleh Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Ubaydillah Anwar, dengan mendatangkan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya seperti CEO PolMark Indonesia, Eep Saifulloh Fatah, Djayadi Hanan (LSI), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dan beberapa tokoh PKB.

“Ini komitmen terhadap peranan santri dan pesantren bagi pembangunan Indonesia agar lebih powerful,” ujar Kiai Imam.

Kiai Imam meyakini, Bina Insan Mulia ini bukan hanya pesantren tempat santri-santri mengaji tetapi juga Sekolah Pendidikan Politik yang tujuannya memperkuat khidmat kaum santri untuk pembangunan Indonesia.

Menurut Kiai yang akrab disapa Kiai Imjaz ini, tidak ada cara cepat untuk merubah kondisi Indonesia menjadi lebih baik kecuali lewat jalur politik. Selain itu, dia percaya bahwa PKB adalah satu-satunya partai yang paling jelas dan nyata memperjuangkan kepentingan umat Islam khususnya kaum santri.

“Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren. Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan,” kata dia.

Singgung Gerakan Kaum Nahdliyin

Menurut Kiai penggagas gerakan “Ngaku NU Wajib Ber-PKB, Struktural Sak Karepmu” ini, keputusan politik kaum struktural sering tidak searah dengan keinginan kaum kultural. Imbasnya dalam beberapa kontestasi Pemilu, PKB seringkali dirugikan.

“Jadi, struktural tidak mendukung tidak masalah tapi jangan bawa-bawa NU ke selain PKB. Perjuangan PKB adalah ibarat khidmat seorang anak kepada orang tuanya. Tak diakui tidak apa-apa sebab khidmat anak kepada orang tua adalah kewajiban,” kata Kiai Imam.

Kiai Imam Jazuli juga menyinggung bahayanya jika tidak ada sebuah gerakan politik dari kaum Nahdliyin yang ujungnya nanti akan berdampak pada berkurangnya penganut ideologi Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Kita lihat bagaimana di Siria, Mesir dan Saudi Arabia, Ahlussunnah wal Jamaah sempat kalah disana. Awalnya disana tidak ada yang peduli pada politik, jangan sampai di Indonesia hal seperti itu terjadi karena akan membuat susah pesantren. Maka, saya tegaskan lagi, PKB ini adalah alat perjuangan pesantren,” dia menandasi.

Home
Profile
Shop
Contact Us