
EMPAT SUMBER KONFLIK YANG PALING DOMINAN DALAM TIM, KENALI DARI AWAL!
Kecerdasan Hati
Serial Kecerdasan Hati
EMPAT SUMBER KONFLIK YANG PALING DOMINAN
DALAM TIM, KENALI DARI AWAL!
Ubaydillah Anwar, CSC, CPT. | Heart Intelligence Specialist
Konflik adalah keniscayaan dalam tim. Tapi itu tidak masalah. Sebab, konflik itu ada yang mendinamiskan dan ada yang menghancurkan.
Secara umum, konflik akan menghancurkan apabila tidak dikelola dengan baik. Karena itu, memahami sumber konflik sejak dini menjadi penting.
Survei terhadap 1000 manajer di 76 perusahaan internasional di dunia mengungkap fakta baru. Ada empat sumber konfliK yang paling dominan (91%).
Yaitu: masalah komunikasi (39%), kejelasan standar kinerja (14%), masalah waktu pekerjaan (16%), dan masalah ekspektasi ke orang lain (22%). Demikian tulis Harvard Business Review, Mei/31/22.
Masalah komunikasi menyangkut cara berkomunikasi, jalur komunikasi (aturan) dalam tim, dan kanal komunikasi (wa, sms, atau telpon).
Para nabi mempraktikkan 6 cara berkomunikasi yang apabila dipraktikkan oleh kita dengan tepat, akan menghindarkan tim dari konflik yang merusak. Tepat dalam arti kapan, kepada siapa, dan tentang apa.
Keenam cara itu adalah: komunikasi yang materinya benar, komunikasi yang caranya baik, komunikasi yang materi dan caranya tidak lebai alias mudah diterima, komunikasi yang memuliakan, komunikasi yang efektif, dan komunikasi yang soft (tidak kasar).
Orang yang diajak berkomunikasi pun perlu memberi respon dengan baik. Setidak-tidaknya seimbang. Jangan sampai terkesan minimalis. “Saya kirim wa ke dia panjang lebar, tapi jawabnya hanya iya dan ok. Orang seperti ini maunya apa, Pak?” papar peserta training ke saya.
Terkait standar kinerja dan waktu, agar tidak menyulut konflik, standar tersebut perlu dibuat se-SMART mungkin. Dalam arti Specific (jelas), Measurable (dapat diukur), Attainable (dapat dicapai), Relevant (sesuai), dan Time (jelas waktunya).
Jangan sampai hasil kerja seseorang ditolak atau disalahkan, tetapi standarnya tidak jelas. Ketidakjelasan menimbulkan kesalahpahaman dan konflk. Standar dapat dibuat secara refleksional (terkonsep) maupun reaksional (langsung diarahkan).
Agar konflik tidak muncul dari perbedaan harapan, maka setiap orang dalam tim perlu dibuatkan aturan mengenai tugas dan peranan yang jelas. Ada yang wajib, sunnah (lebih utama jika dikerjakan), haram (terlarang), makruh (lebih baik dihindari), dan mubah (bebas).
Tentu, tidak mungkin mewadahi seluruh perilaku manusia ke dalam sebuah format aturan. Karena itu, urusan hati menjadi penting. Hati yang dipenuhi peduli dan kasih sayang akan membentuk tim seperti bola (mudah digerakkan) dan seperti bangunan (saling menguatkan).
Masalahnya adalah kondisi hati manusia mudah berubah dan bahkan bisa turun kecerdasannya ke titik terendah. Karena itu, saling mengingatkan, ikatan hati, dan pembekalan skill menjadi penting.
.
0 comments
Write a comment