LIMA CARA MENGUBAH PERILAKU ORANG LAIN DI TEMPAT KERJA

Kecerdasan Hati

Serial Kecerdasan Hati

LIMA CARA MENGUBAH PERILAKU ORANG LAIN DI TEMPAT KERJA

Ubaydillah Anwar, CSC, CPT. | Heart Intelligence Specialist

“Ubai. . . .d, jangan menelpon orang lain jika butuh bantuan. Cukup telepon saya. 24 jam terbuka untuk you,” suara al-Marhum atasan saya di telepon ketika meminta saya untuk mengubah perilaku.

Itulah pengalaman pribadi tahun 1998 di tengah memuncaknya demo yang meminta Presiden Soeharto turun. Saya pun akhirnya mengubah perilaku.

Hampir semua organisasi di dunia ini disesaki oleh tuntutan saling menyuruh orang lain untuk berubah. Memang seringkali efektif dan efisien jika dilakukan dari atasan ke bawahan atau dilakukan oleh orang yang punya power kuat.

Bagaimana jika dilakukan kepada sesama? Ini yang kerapkali menimbulkan problem.

Lima Cara Mengubah Perilaku Orang Lain

Adakah cara lain? Praktik dan riset ilmiah menawarkan 5 cara berikut yang bisa Anda coba. Tentu butuh proses untuk menemukan yang paling tepat berdasarkan konteks.

  1. Bahasa yang asertif

Terhadap orang yang terus terlambat dalam meeting yang penting, kita tidak mengatakan dia tidak punya otak (menyalahkan orangnya), tapi menjelaskan meeting telah berjalan 30 menit dan dampak dari keterlambatan itu bagi pekerjaan (asertif dan fokus pada tindakan). Barulah menyepakti perubahan ke depan.

  1. Pertanyaan mengenai solusi ke depan

Dengan pertanyaan yang tepat, orang akan melihat ke dalam diri untuk melakukan refleksi dan evaluasi sehingga perubahan sangat mungkin terjadi. “Pertanyaan mengenai perubahan perilaku masa depan (apa yang akan Anda lakukan?) mempercepat kesiapan seseorang untuk berubah,” demikian hasil riset Journal of Consumer Psychology (Forbes, Jan 2016).

  1. Ajakan yang menguatkan kedaulatan diri

Secara naluri, orang akan lebih tertantang untuk menunjukkan kehebatannya apabila dikasih otoritas penuh  (self self control). Misalnya, kita meminta seseorang untuk membuktikan rencananya mengatasi dampak buruk dari perilakunya. Dengan begitu, ia akan lebih tertantang untuk berubah.

  1. Tawaran bantuan

Tawaran mengisyaratkan kedekatan dan dukungan. Normalnya, tidak ada hati manusia yang  tidak tunduk kepada kebaikan. “Kebaikan adalah bahasa hati yang dipahami oleh semua manusia di dunia,” kata para motivator. “Sentuhlah apa yang ada di hatinya,” kata penyair dan penulis lagu.

Dengan menyentuh hati, seseorang akan bergerak. Apa yang dilakukan atasan saya adalah tawaran bantuan yang menggerakkan hati.

Itulah cara-cara beradab yang bisa kita lakukan. Al-Quran mengajarkan: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125).

Apakah pasti berhasil? Pastinya tidak.  Karena itu, terkadang perlu negosiasi dan konfrontasi dengan konsekuensi: menang-kalah, menang-menang, dan kalah-kalah.

Selamat mempraktikkan!