LIMA PILAR KEPERCAYAAN

Serial Kecerdasan Hati

Serial Kecerdasan Hati

LIMA PILAR KEPERCAYAAN

Ubaydillah Anwar | Heart Intelligence & Soft Skills Specialist

Dalam hubungan profesional di tingkat individu dan organisasi, kepercayaan (trust) menempati posisi yang paling menentukan. Bahkan melebih hubungan keluarga maupun pertemanan. Sudah biasa kita menyaksikan seseorang lebih memilih orang lain ketimbang keluarganya untuk urusan pekerjaan.

Bahkan dalam dunia kejahatan, kepercayaan mampu mengacaukan bangunan karakter manusia. Orang jahat pun ternyata membutuhkan orang yang terpercaya untuk mengelola hasil kejahatannya.

Berdasarkan hasil riset dan praktik, dibutuhkan lima pilar utama untuk membangun sebuah trust di hubungan profesional, baik di level pribadi maupun organisasi. Yaitu karakter, kompetensi, komunikasi, koneksi, dan sistem.

Pilar karakter menjadi utama. Karakter adalah upaya mengukir sifat-sifat di dalam diri yang menghasilkan karakteristik (ciri utama). Jujur, tanggung jawab, dan loyal adalah karakter yang sangat dibutuhkan dalam hubungan profesional.

Pilar kompetensi menjadi pasangan tak terpisahkan dengan karakter. Kepercayaan seseorang akan langsung menguat ketika melihat karya, portofolio, hasil kerja, atau berbagai bukti kompetensi. Kompetensi berarti seperangkat keahlian yang kita gunakan untuk menjalankan pekerjaan, profesi, atau peranan.

Pilar komunikasi menjadi penjelasan kompetensi dan karakter. Dibutuhkan cara komunikasi yang meyakinkan untuk membangun kepercayaan. Data, saluran, dan desain komunikasi sangat dibutuhkan.

Pilar koneksi menjadi penguat. Lingkungan, jaringan atau tautan dengan pihak-pihak yang sudah mendapatkan trust dari banyak orang akan sangat membantu.

Pilar sistem bagi organisasi sangat dibutuhkan. Kejelasan tata kelola dan manajemen informasi adalah kualitas yang sangat menentukan kredibilitas sebuah sistem.

Praktik sudah membutuhkan, hubungan yang dipenuhi trust akan menjadi hubungan yang positif sehingga terbebas dari konflik yang membebani. Lebih dari itu, hubungan juga menjadi lebih sinergis sehingga menghasilkan manfaat yang lebih riil.

Organisasi yang dipenuhi trust, jauh lebih produktif dan lebih kuat loyalitas orang-orangnya. Survei CEO global tahun 2016 oleh Pricewaterhouse Coopers (PwC) melaporkan,  55% CEO menyimpulkan bahwa kekurangan kepercayaan menjadi hambatan perkembangan organisasi.