MEMERAS PRIORITAS ADALAH PRIORITAS DARI PRIORITAS

Kecerdasan Hati

Serial Kecerdasan Hati

MEMERAS PRIORITAS ADALAH PRIORITAS DARI PRIORITAS

Ubaydillah Anwar CSC, CPT. | Heart Intelligence Specialist

“Agar kegiatan Anda lebih efektif, jangan memprioritaskan agenda, tapi agendakan prioritas Anda,” demikan petuah bijak berpesan. Karena itu, “Jangan hanya sibuk, tapi temukan apa tujuan dari kesibukan Anda, “ kata Thomas Alva Edison.

Banyak individu atau tim yang gagal mencapai tujuan-tujuan penting bukan karena tidak berkemampuan. Bukan pula karena tidak memiliki teknologi dan infrastruktur. Tapi karena terlalu banyak menaruh fokus pada kegiatan yang tidak berdampak secara kausatif (sebab-akibat) terhadap tujuan.

Maka, kuncinya adalah kesadaran ber-prioritas.

Karena itu, memeras prioritas adalah prioritas dari prioritas. Praktik manajemen menemukan pola yang nyaris stabil bahwa jika kita berhasil menemukan 20% kegiatan yang benar-benar prioritas, maka kegiatan itu akan menghasilkan 80% dari efektivitas tujuan.

Bahkan menurut Nabi Muhammad SAW, prioritas menjadi bukti kualitas keberagamaan seseorang. “Bukti kualitas yang bagus dari keberislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting bagi dirinya,” demikian beliau berpesan, seperti diriwayatkan oleh At-Tirmidzy.

Malah di dalam al-Quran, Allah SWT menyampaikan firman bahwa kemampuan menjalankan prioritas termasuk karakteristik mukmin yang winner (aflaha). “Mereka mampu memalingkan diri dari hal-hal yang tidak penting.” (QS. al-Mukminun: 3).

Untuk memeras prioritas (refining priority), darimana kita mulai? Kita bisa mempraktikkan pembelajaran berikut:

  1. Mengaktifkan dialog hati

Agar kita bisa melihat ke belakang dengan jernih, dialog hati (silent talk) mengenai diri sendiri sangat diperlukan. Petunjuk hati akan menyadarkan apakah selama ini kita lebih banyak fokus pada kegiatan dan kesibukan ataukah prioritas?

  1. Temukan ‘big picture’

Tumpukan dan lapisan kesibukan akan siap meracuni kita dalam waktu yang lama begitu kita gagal merumuskan ‘big picture’ dari tujuan-tujuan penting. Ibarat menjalankan kendaraan, langkah kita akan sulit mencapai tujuan apabila pandangan kita hanya fokus pada objek yang di depan mata saja. Bisa-bisa malah menabrak. Begitu kita sudah berhasil merumuskan gambaran besar dari tujuan kita, pasti akan lebih mudah memeras prioritas.

  1. Audit diri

Hal yang sangat prioritas untuk diaudit adalah: Apakah selama ini kita sering menyatakan “Yes” pada godaan sehingga gagal ber-prioritas? Apakah selama ini kita lebih fokus untuk menyenangkan orang lain sehingga prioritas menjadi korbannya? Apakah selama ini kita  mengalami maniak kesibukan sehingga tidak sempat berpikir prioritas?

  1. Prioritas sekarang dan prioritas nanti

Setelah menemukan catatan penting, saatnya kita menentukan dua prioritas utam. Pertama, prioritas hari ini, yaitu kegiatan yang penting dan mendesak yang wajib kita sempurnakan. Kedua, prioritas hari esok, yaitu kegiatan yang sangat penting (sunnah muakkad) ke depan, namun tidak mendesak hari ini. Membaca dan mendalami skill baru memang tidak mendesak untuk hari ini, tetapi sangat wajib untuk hari esok kita.

Dalam kepemimpinan, memeras prioritas juga sangat prioritas. Riset mengungkap, jika seorang pemimpin gagal menemukan prioritas, maka ia juga gagal mengubah perilaku pengikutnya (www.neuroleadership.com).