Akademi Soft Skills Indonesia

Artikel

Artikel

TERNYATA CARA BERSEDEKAH ITU SEBANYAK JALAN MENUJU ROMA

TERNYATA CARA BERSEDEKAH ITU

SEBANYAK JALAN MENUJU ROMA

Beginilah kisahnya  . . .

Sekelompok sahabat datang menemui Rasulullah SAW. Mereka menyampaikan curahan hatinya kepada Nabi: ya Rasululallah, betapa enaknya menjadi orang yang kaya raya itu karena bisa mendapatkan begitu banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka bisa bersedekah dengan limpahan harta yang mereka miliki, sedang kami yang miskin tak bisa melakukan itu.

Rasulullah kemudian menanggapi: bukankah Allah telah menjadikan kepadamu hal-hal yang bisa engkau sedekahkan? Sesungguhnya setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, memerintahkan yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah kemunkaran adalah sedekah, dan dalam kemaluan kalian ada sedekah.

Para sahabat bertanya: wahai Rasul, apakah bila salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya (dengan cara dan ke tempat yang benar) mendapatkan pahala?

Rasul menjawab: apa pendapat kalian bila ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram bukankah ia mendapat dosa? Maka demikian pula bila ia menyalurkannya pada yang halal ia mendapat pahala.

Ditulis oleh  Ibn Rajab dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam berdasarkan hadits yg diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim.

#ubaydillahanwar

#www.kecerdasanhati.com

#www.kecerdasanhati.id

#majalah albab

 

Artikel

MARAH YANG SEHAT

Marah yang terkontrol adalah marah yang menjadi strategi, bukan marah sebagai reaksi. Kita tahu kapan mulai marah, cara marah, alasan marah, ukuran marah, dan tahu kapan harus menghentikan kemarahan. Marah yang tak kontrol akan mudah berubah menjadi  kebencian, hilangnya kasih sayang, dan kebrutalan. Kecepatan merebut daulat diri menjadi kunci dan itu tergantung kecepatan hati untuk menyadari.

(Serial Kecerdasan Hati, Ubaydillah Anwar, www.kecerdasanhati.com)

 

 

Artikel

MENGGALI MANFAAT DARI NETWORK KITA

Serial Kecerdasan Hati

MENGGALI MANFAAT DARI NETWORK KITA

Ubaydillah Anwar, CSC., CPT. | Heart Intelligence & Soft Skills Specialist

Hampir bisa dipastikan bahwa keberhasilan membangun network menjadi ciri utama orang-orang yang berprestasi di bidangnya. Network bukan sekedar kenalan. Network juga bukan sebatas mereka kenal kita. Network berarti mereka mengenal kita mengenai keahlian yang kita miliki atau peranan yang kita perjuangkan lalu terjadi koneksi seperti juga “net” (jejaring).

Riset mengenai network yang pernah dilakukan oleh Professor Rob Cross dari University of Virginia (www.inc.com) mengungkap dua hal yang unik. Pertama, orang-orang yang berprestasi di bidangnya itu memiliki network dalam jumlah yang sedikit (baca: selected). Kedua, mereka menjalin network dengan orang-orang di luar bidangnya. Misalnya, dengan pejabat, tokoh masyarakat, ahli tertentu, dan seterusnya.

Terlepas dari dua hal di atas, sebetulnya network yang sudah kita miliki sebaiknya tidak kita pahami sebatas untuk memenuhi kepentingan sesaat. Misalnya, pinjam modal atau minta koneksi bisnis. Ada manfaat lain yang bisa digali dari orang-orang yang menjadi network kita.

Pertama, untuk memenuhi re-upskilling (menaikkan dan menambah skill). Saya masih ingat ketika network saya mengajarkan cara mendowload artikel dan buku-buku berbahasa Inggris dan Arab di tahun 2002. Skill saya bertambah dan itu diberikan secara gratis dan dengan senang hati oleh network saya. “Saya menjadi pengusaha karena ketularan,” kata Pak Dahlan Iskan. Kita bisa belajar keahlian penting dari network kita.

Kedua, menjadikan network sebagai modal untuk berkontribusi, baik modal material maupun non-material. Misalnya, Anda bersama network aktif di kegiatan pendidikan luar sekolah, lingkungan hidup, antinarkoba, politik, majlis taklim, dan seterusnya. Idenya bisa dari Anda atau dari network Anda.

Malah al-Quran secara tegas menyatakan dalam Surah An-Nisa: 114 yang artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”

Ketiga, jadikan network Anda sebagai sarana untuk memperbaiki kemampuan dalam berkomunikasi. Komunikasi itu bukan sekedar berbicara lalu dipahami. Ada banyak aspek dalam komunikasi dan itu sangat dibutuhkan oleh kemajuan seseorang. Misanya, menangani konflik, melakukan persuasi, negosiasi, influensi, dialog, joke, mempertahankan persahabatan, dan seterusnya. Ini semua butuh praktik. Termasuk pengalaman yang saya alami adalah bagaimana kita bisa nyaman bergaul dengan para senior. Saya belajar dari network saya.

Keempat, jadikan network untuk meningkatkan “value” Anda di mata mereka. Dengan modal kebaikan dan keahlian di bidang konsep dan desain, sahabat saya memberi layanan gratis ke beberapa seniornya. Mulai dari membantu orang membuat company profile, presentasi, banner, dan seterusnya. Setelah konsisten 2 tahun, sunnatullah merespon dengan menggerakkan orang lain untuk memberi kebaikan kepadanya di luar yang ia bayangkan.

Kelima, jadikan network untuk menambah pemahaman diri, penajaman visi dan tujuan hidup atau evaluasi diri. Seringkali Allah SWT memberikan petunjuk melalui cara hidup orang lain, termasuk dari network kita. Saya belajar keberanian, keyakinan, dan kelapangan dada dari tiga orang senior yang menjadi network saya.

Seringkali kita berpikir untuk mendapatkan netwok dari ciri-ciri orang yang ideal menurut kita, yang kita sendiri tidak memilikinya. Padahal, dalam praktiknya, kita hanya akan lama menjalin network dengan orang yang satu frekuensi dengan kita atau satu chemistry hati dengan kita.

Semoga bermanfaat.

 

Artikel

HAMA KOLABORASI YANG PERLU DITANGANI

Serial Kecerdasan Hati

HAMA KOLABORASI YANG PERLU DITANGANI

Ubaydillah Anwar | Heart Intelligence & Soft Skills Specialist

Kolaborasi bukan semata saling menolong. Apalagi hanya sama-sama kerja. Kolaborasi menuntut bekerja sama untuk mensukseskan tujuan bersama. Kolaborasi menjadi satu dari empat isu pendidikan yang paling mendasar.

Pendidikan diharapkan mampu membekali generasi dengan 4C Skills, yaitu creative and critical thinking dan communication and collaboration skills.

Riset yang dilakukan para ahli dari Stanford University Amerika (2014) menemukan banyak hal positif ketika di tempat kerja dibangun cara-cara kerja yang kolaboratif. Dengan berkolaborasi, keuletan seseorang naik sampai 48-64% dalam menghadapi tantangan. Mereka juga merasa lebih asyik, dan ujungnya kinerjanya juga meningkat.

Bahkan kata Gregory Walton, asisten profesor psikologi di kampus tersebut, hanya dengan merasa bahwa seseorang di kantor menjadi bagian penting dari sebuah tim, hal itu sudah menambah motivasinya dan dapat menghilangkan tekanan oleh keharusan atau kompetisi.

Dengan seabrek nilai plus itu, bukan berarti kolaborasi tanpa gangguan. Karena itu, meski banyak orang yang mendambakan terjadinya kolaborasi di tempat kerja, tetapi praktiknya hanya sedikit yang bisa mewujudkan.

Hal itu bisa jadi karena tidak dapat mengatasi gangguan (hama). Di antara hama yang sangat perlu untuk diatasi adalah:

Pertama, beban dan bobot pekerjaan yang tidak adil. Artinya, dalam kolaborasi juga dibutuhkan manajemen dan pemimpin yang menegakkan keadilan dalam hal pekerjaan, reward, atau perlakuan. Ketidakadilan mengundang hama.

Kedua, kurang totalitas. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa energi hatinya dapat ditangkap oleh radar hati orang lain, apalagi mitranya. Orang yang kurang total tidak bisa berkolaborasi dengan orang yang total. Ibarat perang, tinggal energi mana yang menang. Jika di suatu tempat ada banyak orang yang total, maka orang yang setengah-setengah akan terpinggirkan. Sebaliknya juga begitu.

Ketiga, kontribusi. Elemen penting dalam kolaborasi adalah kontribusi. Kontribusi yang tidak konsisten atau yang tidak sebanding atau yang dinilai tidak penting oleh yang lain juga bisa menjadi gangguan.

Keempat, regulasi. Seindah apapun manusia berinteraksi dan berkolaborasi, pasti ada perbedaan dan konflik. Ketika dua hal ini muncul, apa regulasi dan budaya yang harus ditaati? Menyerang atau saling berbicara di belakang akan menjadi hama kolaborasi. Di sinilah peranan pemimpin dan manajemen.

Kelima, minus perawatan. Lingkungan dan sistem kerja yang kolaboratif bukan sebuah kebetulan, tetapi hasil usaha dan perlu perawatan. Misalnya, meeting, sharing, training, dan seterusnya. Ibarat tanaman, minus perawatan akan menyuburkan hama.

Di atas dari semua itu, sifat hati menjadi nomor satu. Hati yang dikuasai hawa nafsu dan sifat-sfat setan, sekali pun bisa berkolaborasi, tapi itu bukan kolaborasi yang sehati. Al-Quran menyampaikan istilah “tahsabuhum jamian waqulubuhum satta”, kelihatannya bersatu padahal hatinya berseteru.

Semoga bermanfaat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel

Pesantren BIMA Cirebon Gembleng Caleg PKB Jakarta-Banten Lewat Sekolah Politik

Pesantren BIMA Cirebon Gembleng Caleg PKB Jakarta-Banten Lewat Sekolah Politik

CIREBON – Sebanyak 550 Calon Legislatif (Caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil DKI Jakarta dan Banten kumpul di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/7/2023).

Pertemuan ini digagas Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia bekerjasama dengan Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB dengan tema The Winning Workshop.

“Acara ini dimaksudkan sebagai bengkel penyegaran agar para Caleg punya visi yang sama, agar mereka punya mental sebagai pemenang,” kata Ketua LPP DPP PKB, Jazilul Fawaid.

The Winning Workshop difokuskan untuk Caleg PKB Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan pertimbangan perolehan suara PKB di dua Dapil ini dalam Pemilu sebelumnya kecil.

Workshop akan membahas empat hal penting pemenangan Pemilu dari ideologi, strategi, taktik dan logistik.

“Pembekalan ini agar para Caleg PKB bekerja secara fokus tepat sasaran karena mereka logistiknya terbatas jadi harus tepat sasaran,” tambah Jazilul Fawaid.

Ketua LPP yang juga Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menjelaskan, PKB mentargetkan raihan enam kursi DPR RI di Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan rincian masing-masing Dapil satu kursi.

PKB sebagaimana diketahui pada Pemilu 2019 hanya meraih 1 kursi dari enam Dapil DKI Jakarta dan Banten.

“Hari ini kita punya potensi berdasarkan berbagai hasil survei. Tapi kinerja Caleg harus didampingi dan diarahkan agar ada harmoni kerja di semua jajaran Caleg. Kolaborasi ini yang akan menghasilkan suara yang lebih maksimal,” kata Jazilul Fawaid.

Keseriusan PKB untuk meraih kursi DPR RI ditunjukkan dengan komposisi Caleg DKI Jakarta dengan menaruh figur-figur publik seperti Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, Ketua DPW PKB Banten, Ahmad Fauzi, beserta beberapa tokoh-tokoh incumbent lain.

Workshop ini dipandu oleh Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Ubaydillah Anwar, dengan mendatangkan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya seperti CEO PolMark Indonesia, Eep Saifulloh Fatah, Jayadi Hanan (LSI), Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Mantan Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj, dan beberapa tokoh PKB.

Workshop digelar di Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia sebagai bentuk komitmen Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli, terhadap peranan santri dan pesantren bagi pembangunan Indonesia agar lebih powerful.

“Bina Insan Mulia ini bukan hanya pesantren tempat santri-santri mengaji saja. Disini ada Sekolah Pendidikan Politik yang tujuannya memperkuat khidmat kaum santri untuk pembangunan Indonesia,” kata Kiai Imam Jazuli.

Menurut Kiai yang akrab disapa Kiai Imjaz ini, tidak ada cara cepat untuk merubah kondisi Indonesia menjadi lebih baik kecuali lewat jalur politik. Dan PKB adalah satu-satunya partai yang paling jelas dan nyata memperjuangkan kepentingan umat Islam khususnya kaum santri.

“Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren. Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan,” katanya.

Menurut Kiai penggagas gerakan “Ngaku NU Wajib Ber-PKB, Struktural Sak Karepmu” ini, keputusan politik kaum struktural sering tidak searah dengan keinginan kaum kultural. Imbasnya dalam beberapa kontestasi Pemilu, PKB seringkali dirugikan.

“Jadi, struktural tidak mendukung tidak masalah tapi jangan bawa-bawa NU ke selain PKB. Perjuangan PKB adalah ibarat khidmat seorang anak kepada orang tuanya. Tak diakui tidak apa-apa sebab khidmat anak kepada orang tua adalah kewajiban,” kata Kiai Imam.

Kiai Imam Jazuli juga menyinggung bahayanya jika tidak ada sebuah gerakan politik dari kaum Nahdliyin yang ujungnya nanti akan berdampak pada berkurangnya penganut ideologi Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Kita lihat bagaimana di Suriah, Mesir dan Saudi Arabia, Ahlussunnah wal Jamaah sempat kalah disana. Awalnya disana tidak ada yang peduli pada politik, jangan sampai di Indonesia hal seperti itu terjadi karena akan membuat susah pesantren. Maka, saya tegaskan lagi, PKB ini adalah alat perjuangan pesantren,” katanya.

Kiai Imam Jazuli yang juga alumnus Pesantren Lirboyo dan Universitas Al Azhar Mesir memang terlihat sangat totalitas mendukung PKB dalam memperjuangkan kepentingan santri dan pesantren.

The Winning Worskshop Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia digelar dari 13-15 Juli 2023.

Artikel

Sekolah Politik Bina Insan Mulia Tegaskan Hubungan Organik PKB dan NU

Sekolah Politik Bina Insan Mulia Tegaskan Hubungan Organik PKB dan NU

JAKARTA – Sekolah Pendidikan Politik yang digelar Pesantren Bina Mulia bagi calon anggota legislatif (caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dinilai adalah langkah yang baik untuk mempersiapkan bakal wakil rakyat duduk di parlemen. Selain itu, kegiatan ini menunjukkan adanya hubungan organik antara PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) .

 

“Saya kira ini satu program bukan hanya unik tapi bagus, melaksanakan sekolah politik di sebuah pesantren besar seperti Bina Insan Mulia ini, itu menegaskan hubungan organik antara PKB dengan basis utama PKB yaitu NU,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan di Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (16/7/2023).

 

Dalam pandangan Djayadi Hanan, NU berarti pesantren serta kiai. Sudah seharusnya rumah para caleg dan politisi PKB adalah pesantren, terutama yang segaris dengan NU.

Pesantren Bina Insan Mulia asuhan KH Imam Jazuli memiliki Sekolah Pendidikan Politik yang menggelar The Winning Workshop bagi para Caleg PKB khusus Dapil Jakarta-Banten sejak 13-15 Juni 2023. Kegiatan yang sama juga pernah digelar Sekolah Politik Bina Insan Mulia menjelang Pemilu 2019.

Workshop yang membahas strategi serta taktik pemenangan Pemilu 2024 dihadiri 550 caleg PKB Dapil Jakarta dan Banten. Kegiatan menghadirkan para narasumber kompeten yang membedah berbagai aspek yang dibutuhkan para caleg PKB untuk memenangkan pertarungan di Pemilu 2024.

“Ini unik karena menggunakan dua pendekatan sekaligus yaitu pendekatan ilmiah dalam memahami lanskap politik bagi para Caleg. Juga sekaligus dengan pendekatan yang sifatnya spiritual. Ini dibutuhkan caleg PKB karena menjadi caleg itu bukan hanya memerlukan stamina fisik, stamina intelektual, tapi juga stamina mental dan spiritual, dan itu harus disiapkan secara keseluruhan,” Kata Djayadi.

Menempatkan Sekolah Politik seperti di Bina Insan Mulia bisa memenuhi persyataran itu. “Saya kira output dari ini bukan hanya bagus bagi para caleg PKB mampu memetakan secara objektif kondisi dirinya maupun lingkungan dimana dirinya akan bertarung,” katanya.

Djayadi juga mempertegas sifat dasar PKB sebagai partai politik yang lahir dari rahim NU sebagai ormas terbesar umat Islam di Indonesia.

“Ini akan jadi dasar yang baik, konten yang baik bahkan bagi para caleg untuk menyatakan kepada para pemilih PKB, terutama NU bahwa memang mereka adalah caleg yang bisa diharapkan jadi jalur bagi para pemilih NU di dalam menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan negara yang akan disampaikan oleh para caleg ini jika terpilih,” katanya.

Djayadi bahkan menyebut secara keseluruhan, aktivitas selama workshop di Sekolah Politik Bina Insan Mulia bukan hanya baik bagi perkembangan partai politik tapi juga spesifik bagi PKB memperkuat memperjelas brand PKB sebagai partainya NU. “Seharusnya PKB memperbanyak sekolah politik seperti di Bina Insan Mulia ini,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, yang juga tampil sebagai pemateri di hari pertama The Winning Workshop yang digelar di Pesantren Bina Insan Mulia. “Caleg PKB harus optimistis mampu raih suara banyak di Pemilu nanti, karena yang membedakan PKB saat ini dengan Pemilu sebelumnya adalah adanya kegiatan Workshop buat para Caleg seperti ini. Di Pemilu sebelumnya tidak ada,” kata Eep.

Eep menambahkan, PKB juga terlihat sangat serius melakukan persiapan jelang Pemilu 2024. Selain melakukan survei untuk mengetahui secara pasti kondisi partai di mata publik, Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB juga melakukan kegiatan strategis seperti Workshop bagi para Caleg yang digelar di Bina Insan Mulia.

 

Home
Profile
Shop
Contact Us